Aturan PSSI yang baru membawa konsekuensi berat bagi duo pemain Singapura di Arema FC, Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan. Aturan 3+1 atau tiga pemain non-Asia dan satu pemain Asia, memaksa dua pemain itu 'bercerai'.
Along, sapaan Noh Alam Shah dan Ridhuan sudah menjadi pasangan mesra dua musim terakhir di tim berjuluk Singo Edan. Kinerja di tim secara langsung juga mendukung, karena Along berposisi striker dan Ridhuan bercokol di sayap atau terkadang striker sayap.
Padahal dua-duanya masih menyimpan mimpi kembali bersama Arema musim depan, terlihat dari keseriusan mereka berlatih sebelum habis masa kontrak. Ridhuan malah menghabiskan sebagian besar libur kompetisi di Malang.
"Saya suka Malang. Suasana dan supporternya bagus. Kalau bisa saya ingin bermain untuk Arema lagi," demikian kata Ridhuan beberapa waktu lalu. Pun Along, menyatakan kesediannya tetap di Malang walau diembel-embeli syarat adanya perubahan di manajemen yang musim lalu diterpa krisis.
Manajemen Arema FC belum membuat keputusan soal nasib keduanya. Namun yang pasti, satu pemain harus angkat koper jika Arema tetap memakai jasa salah satu mantan punggawa timnas Singapura tersebut. Media Officer Arema Sudarmaji memastikan itu.
"Kalau kita berniat memakai salah satunya, maka terpaksa hanya satu yang dipakai. Sejauh ini belum ada keputusan apa-apa soal kontrak. Kita masih pertimbangkan. Bahkan bisa saja keduanya tak dipakai. Yang pasti kita tak bisa memakai kedua-duanya," cetus Sudarmaji.
Along dan Ridhuan adalah pemain kesayangan Arema selama dua musim terakhir. Nama keduanya tak bisa dipisahkan begitu saja dari gelar juara Indonesia Super League (ISL) 2009-2010 dan Runner Up ISL 2020-2011 yang berhasil dikunci Singo Edan.
Walau musim lalu Along kurang gereget dan seret produktifitas, namun perannya sebagai kapten tim juga tak bisa dilupakan. Penampilan Along menurun karena kondisi klub yang sedang krisis dan itu tampaknya mendapat 'ampunan' dari Aremania, supporter fanatik Arema.
Sementara itu, Arema kembali mendapatkan tantangan berat terkait status gelandang jangkar Ahmad Bustomi. Setelah Semen Padang menyatakan ketertarikannya, kini sang Juara ISL Persipura ikut berbaur memperebutkan pemain kelahiran Jombang, 26 tahun silam.
Manajemen Mutiara Hitam sudah menyatakan secara resmi niat memboyong Bustomi dan tinggal menunggu persetujuan sang pemain. Namun Bustomi yang masih terlibat di pemusatan latihan timnas, saat dihubungi menolak berkomentar soal spekulasi masa depannya.
Melihat situasinya, tampaknya pemain yang akrab disapa Cimot ini sulit untuk terbang jauh ke Jayapura. Sebab ia masih terikat dengan keluarganya dan tempo hari sempat menyatakan belum ada niatan untuk meninggalkan Malang.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/hmr)